Whiskey dan SSAT yang Terbaik
Pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno (Bung Karno) militer Indonesia sangat disegani bahkan ada yang menyebut Indonesia sebagai kekuatan militer terbesar di dunia belahan selatan. Kenapa militer Indonesia pada masa itu sangat disegani? Tak lain karena alutsista Indonesia yang gahar dan pengalaman perang gerilya pada masa revolusi.
Di era tahun 1960, Indonesia telah mencapai puncak kemajuan dalam bidang pertahanan laut dengan memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey. Kapal-kapal ini diakui sebagai salah satu yang terbaik pada masa itu, dan ditambahkan dengan dua kapal tambahan yang berfungsi sebagai pasokan suku cadang. Kapal-kapal ini dimiliki dan dioperasikan pada era kepresidenan Bung Karno.
Bung Karno adalah tokoh di balik konsep kesenjataan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang dikenal sebagai Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). SSAT merupakan konsep yang sangat unik dan tidak dimiliki oleh negara lain. Konsep ini mencakup kapal perang, pesawat udara, marinir, dan pangkalan. Dengan demikian, TNI AL memiliki kemampuan operasional yang sangat kuat dan terintegrasi.
Bung Karno, sebagai tokoh di balik konsep ini, memiliki visi dan inovasi dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia.
Dapat terlihat, tidak hanya menampilkan teknologi dan kekuatan militer Indonesia pada masa itu, tetapi visi dan inovasi dari Bung Karno dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Dengan SSAT, TNI AL mampu menjalankan operasi yang kompleks dan terintegrasi, mulai dari patroli laut hingga operasi amfibi dan serangan udara.
Kapal-kapal selam kelas Whiskey ini menjadi salah satu kekuatan strategis militer Indonesia pada era Bung Karno, menjadikan TNI AL sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara.
Pada intinya, pengembangan kapal selam kelas Whiskey dan konsep SSAT di era Bung Karno adalah tonggak sejarah penting bagi TNI AL, menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan keamanan maritimnya.