To Build The World A New
Pidato ”To Build the World A New” yang disampaikan oleh Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada 30 September 1960, menyimpan banyak gagasan.
Dalam pidatonya, Bung Karno menegaskan, ia berbicara atas nama 92 juta rakyat di Nusantara yang telah membangun suatu negara di atas reruntuhan suatu imperium. Ini menjadi salah satu momen penting di mana Indonesia, sebagai bangsa yang baru merdeka, bersuara lantang di panggung dunia.
Bung Karno juga menyinggung tentang bangkitnya negara-negara di Asia dan Afrika menuju kemerdekaannya. Oleh sebab itu, dunia perlu dibangun kembali. Imperialisme dan kolonialisme harus dilenyapkan karena telah memicu peperangan dan ketegangan antarbangsa. Tidak hanya berbicara atas nama Indonesia, Bung Karno menyampaikan hal tersebut juga atas nama bangsa-bangsa yang tertindas di seluruh dunia.
Bung Karno mengkritik keras imperialisme dan kolonialisme yang masih bercokol di berbagai belahan dunia. Dengan tegas, Bung Karno menyerukan agar dunia dibangun kembali berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kemerdekaan, dan kedaulatan bagi setiap bangsa.”Bangunlah dunia ini kembali. Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat.
“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau karena fajar sedang menyingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan diri terhadap masa depan,” begitu petikan pidato Soekarno.
Saat itu Bung Karno juga memperkenalkan Pancasila kepada dunia sebagai ideologi yang dapat menjadi landasan bagi perdamaian dan keadilan global. Menurut beliau, Pancasila adalah sebuah “way of life” yang mampu mengatasi perbedaan dan menyatukan umat manusia dalam semangat gotong royong.Tidak hanya menjadi sorotan, pada masa itu pidato “To Build The World A New” juga diakui sebagai warisan yang penting bagi dunia.
Kini pidato To Build The World A New telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Ingatan Kolektif Dunia. Sebuah penghargaan yang menunjukkan betapa berharganya pesan-pesan yang disampaikan Bung Karno dalam pidato tersebut.
Pengakuan ini juga menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi semua bangsa.Pidato “To Build the World Anew” ini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World) pada 2023, bersama dengan arsip Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan NonBlok (GNB) pertama pada 1961 dan Hikayat Aceh.
Tanpa disadari, ditengah ketidaksetaraan global dan konflik yang terus berlangsung saaat ini, seruan untuk membangun dunia baru yang lebih adil dan damai adalah panggilan yang harus terus kita perjuangkan. Dengan mengingat dan meninterperasikan nilai-nilai yang Bung Karno sampaikan, kita dapat berkontribusi pada terciptanya dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Pidato “To Build the World a New” adalah simbol semangat dan visi Bung Karno untuk dunia yang lebih baik, sebuah dunia yang dibangun di atas dasar keadilan, kemerdekaan, dan perdamaian bagi semua.