Musik yang Berkepribadian dalam Kebudayaan
Salah satu prinsip Bung Karno yang termuat dalam Trisakti mengenai Berkepribadian dalam Kebudayan menekankan betapa pentingnya menjaga identitas dan jati diri dalam setiap aspek kehidupan, termasuk musik.
Bagi Bung Karno, musik bukan sekadar hiburan, melainkan cerminan dari jiwa dan karakter suatu bangsa. Musik, menurutnya, harus mencerminkan semangat kebangsaan dan nilai-nilai luhur yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Pada era Presiden Soekarno, ia tegas menolak pengaruh budaya barat terhadap musik Indonesia. Sebab, Soekarno dalam upaya membentuk identitas budaya Indonesia pasca perang dunia kedua pada masa neo-kolonialisme dan imperialisme (nekolim).
Bung Karno memahami kemerdekaan sebagai suatu keadaan jiwa yang hidup, dinamis, dan berdiri di atas kaki sendiri. Ia pun menilai bahwa lagu-lagu barat itu tidak sesuai dengan semangat kebangsaan.
“Kenapa di kalangan engkau banyak yang tidak menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa di kalagan engkau banyak yang masih rock and roll-rock and roll-an, dansa-dansian ala cha cha cha, musik-musikan ala ngak ngik ngok,” kata Bung karno dalam salah satu pidatonya.
Selain itu Soekarno juga menilai lagu-lagu barat kerap mempertontonkan kebudayaan negara-negara imperialis yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia.
Pada konsep Manifesto Politik/Undang Undang Dasar 1945 (MANIPOL USDEK) berdasarkan pidatonya pada 1959. Soekarno ingin membentuk masa depan Indonesia dengan mengenalkan budaya Indonesia, satu di antaranya memperkenalkan musik-musik daerah.
Dalam buku Bung Karno Bapakku, Kawanku, Guruku oleh Guntur Soekarno Putra dituturkan, Soekarno bersama keluarga kerap memainkan alat musik tradisional gamelan di Istana Negara. Selain gamelan, Bung Karno juga menggemari musik lokal Cianjur yang kerap dimainkan di Istana Negara, seperti Degung Kahyangan.
Namun ketika Bung Karno melawat ke Athena, Yunani, pada 9 Juli 1965 dan disambut oleh Trio Greco, sebuah grup musik asal Yunani, momen ini menunjukkan bagaimana Bung Karno menghargai musik sebagai bagian dari kebudayaan yang kaya dan beragam, serta pentingnya menghormati budaya lokal setiap negara yang dikunjunginya.
Jika ditarik dalam era globalisasi sekarang, pesan Bung karno tetap relevan. Pandangan Bung Karno yang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keaslian dan kepribadian dalam setiap bentuk ekspresi budaya, mengingatkan kita untuk terus menghargai dan melestarikan budaya nasional sambil tetap terbuka terhadap pengaruh budaya luar tanpa kehilangan jati diri.